“Duduklah, aku memang ke sini sebab ada yang ingin aku bicarakan denganmu.” Thomas meminta agar Vivian duduk di depannya. Vivian menghela nafas perlahan, ia mengamati Thomas yang kini tampak sangat berbeda dengan terakhir ia ingat. Dulu, seingat Vivian, Thomas adalah seorang laki-laki yang kesulitan dari segi ekonomi, pengangguran dan tak memiliki apa pun juga. Tapi kini, Vivian melihat penampilan Thomas yang parlente dan membuatnya sedikit pangling jika saja ia tidak memesan pizza yang khusus itu. “Aku lihat kamu sudah berubah dan memiliki penampilan seperti seorang pria yang kaya raya sekarang.” “Itu benar, aku tidak tahu apakah aku harus berterima kasih kepadamu atau tidak. Kamu tahu, ketika kamu meninggalkan aku waktu itu, aku sangat terpukul dan terpuruk. Aku bahkan sempat berpikir