Sudah satu minggu berlalu sejak Thomas jatuh pingsan dan dibawa ke rumah sakit kemudian kembali pulang. Tidak ada yang aneh dengan kondisinya, ia hanya merasa lebih lemah dari sebelumnya saja. Semua obat dan vitamin yang diberikan oleh dokter tampaknya tidak berpengaruh sedikit pun juga.
Hari ini Thomas masih merasa belum sanggup untuk pergi bekerja ke kantor, ia kini sedang berada di ruangan tengah, menonton televisi sambil ditemani oleh Vivian.
“Vivian, tolong bawakan aku minuman dingin kesukaanku. Sudah satu minggu ini aku kerongkonganku tidak dialiri oleh hal yang menyenangkan.”
“Apa kamu yakin, Thomas? Dokter bilang kan jika minuman keras yang kamu minum itu adalah biang keladi dari kondisimu ini. Sebaiknya kamu urungkan niat untuk minum minuman keras lagi! Aku khawatir denganmu.”
