Thomas menatap jam di dinding yang menunjukkan angka sepuluh malam, ia menghela nafas beberapa kali. Ada sesuatu yang menyeruak di dalam dadanya, sesuatu yang panas dan tidak bisa ia tepiskan begitu saja. Thomas meraih gelas dan menuangkan minuman dingin lalu meneguknya, berharap hawa panas yang ada di dalam d**a dan seakan terus naik ke kepalanya akan segera hilang atau memudar. “Percuma saja! Aku harus melampiaskan hawa panas ini sebelum membuat kepalaku teramat pusing dan pecah!” Thomas berdiri dan berjalan, ia melihat ada beberapa orang pelayan di pantry dan menyuruh salah seorang dari mereka memanggil Ruben. “Anda ada perlu dengan saya, Tuan Thomas?” tanya Ruben yang dengan tergesa datang menghampiri Thomas. “Iya Ruben, tolong keluarkan limosin dan kita pergi keluar!” “Baik, Tuan