"Pantesan kamu galak Beb, nurun dari kakekmu." Sifa tertawa melihat Aksa yang sedang duduk di samping tempat tidurnya sambil mengupas apel itu mencebik lucu. Kasihan dia tadi jadi serba salah karena sikap galak kakeknya. Meski sifatnya memang biasa judes, tapi tidak sampai seketus seperti ke Aksa tadi. Entah karena insiden ciuman itu yang membuat kakeknya sudah ilfeel duluan ke Aksa, atau mungkin karena dia sudah tahu latar belakang Aksa hingga terang-terangan menunjukkan rasa tak sukanya. Tanpa sadar Sifa menghela nafas panjang, matanya masih belum bisa berpaling dari wajah ganteng duda kesayangannya itu. Mamanya meski belum mengatakan setuju, tapi melihat sikap hangatnya ke Aksa sudah pasti tidak akan keberatan dengan pilihannya. Hanya saja Sifa sepertinya harus berusaha lebih keras