Di sisi lain, seorang pria tengah tersenyum lebar sembari menatap intens pada layar laptopnya yang sedang menunjukkan kegiatan berendam Alaina di kamar mandi.
Pria itu mengelus bibirnya saat ia melihat dengan jelas tubuh seksi perempuan itu di dalam kamar mandi. Alaina terlalu bodoh dengan tidak menyadari kalau satu bulan yang lalu ia meminta anak buahnya yang bertugas mengawasi Alaina untuk menyelundupkan kamera dan alat perekam rahasia di dalam kamar dan kamar mandi gadis itu.
Jangan heran bagaimana Stefan melakukannya, orang-orang seperti Stefan adalah yang paling ahli dalam mengintai dan melakukan tindakan ilegal semacam ini.
"Cantik sekali, Alaina ku..."
Ia menikmati kegiatan 'mengintip' nya ini sejak hari di mana ia menyuruh si anak buah untuk menyelundupkan kamera. Setiap detik ia mengawasi bagaimana Alaina membuka bajunya, mandi, mengoleskan sabun di tubuh sintal perempuan itu atau ketika Alaina tidur dengan posisi yang menurutnya sangat seksi.
Sungguh, Alaina adalah fantasi setiap pria. Wajar saja jika Alex Grissham begitu menyayangi dan menjaga putrinya seperti mutiara langkah.
Tidak sekalipun matanya berpaling dari tubuh indah yang Alaina punya. Ia menikmati bagaimana kedua p******a Alaina yang sedikit berguncang ketika gadis itu berjalan. Sensasi tersebut membuat dia ereksi dengan cepat.
Sama seperti malam-malam sebelumnya, Stefan memuaskan dirinya sendiri sambil menonton Alaina mengoleskan krim malam di tubuhnya. Pemandangan yang sangat erotis walau Alaina melakukan itu sebagai bentuk perawatan kulit saja.
"Hmm... Alaina..."
Stefan menggeram, dia meraih tisu lalu membersihkan dirinya setelah puas. Dia mematikan laptop itu lalu berbaring.
Besok, Alaina akan datang padaku dan menjadi milikku.
Obsesi terbesarnya adalah menjadikan Alaina sebagai miliknya. Naluri lelakinya begitu kuat saat mengingat dan melihat wajah wanita itu. Stefan sering ditemani oleh p*****r-p*****r yang ia bayar mahal untuk satu malam, tapi semua itu tidak sebanding dengan keindahan tubuh dan kecantikan alami yang Alaina punya.
Stefan mendamba dan memuja walau disamping itu semua, ada dendam juga emosi yang menguasai hati dan pikirannya saat ini.
...
Perseteruan di pagi hari sesaat sebelum Alaina berangkat, menjadi warna di dalam mansion besar itu. Sang kepala keluarga tetap pada pendiriannya untuk tidak mengizinkan Alaina pergi, tidak peduli alasan apapun yang gadis itu buat untuk menyangkal keputusannya.
"Pokoknya ayah tetap tidak akan mengizinkan dirimu pergi. Rusia itu jauh dan kau pergi sendirian tanpa pengamanan. Ayah tidak akan beri izin."
Alaina menghela napas untuk ke sekian kalinya saat Alex terus menolak permohonannya untuk pergi. Dia benci sekali disaat dirinya harus memohon seperti gadis kecil yang ingin dibelikan permen. Alex terlalu berlebihan dalam menjaganya dan ia merasa terkekang.
"Dad, aku mohon. Ada sebuah tender yang menguntungkan di sana dan aku harus ikut serta. Ini demi karier ku." Balasnya tak mau kalah. Alaina sudah memasang wajah penuh permohonan dan harapannya, sang ayah memberi izin.
Alex menghela napas kasar. Putrinya benar-benar keras kepala. Ia tersentak saat lengannya disentuh oleh seseorang,"Alex, beri Alaina kebebasan sedikit. Kasihan dia," Ucapan lembut istrinya membuat Alex luluh seketika. Ia pun menyerah lalu mengangguk kecil— tanda bahwa ia menyetujui rencana Alaina yang ingin pergi untuk memenangkan tender.
"Berapa lama?"
"Aku janji tidak akan lama," Jawab Alaina dengan satu senyuman kecil. Dia tidak tahu apakah tindakannya ini sudah benar dengan pergi ke Rusia seorang diri?
Namun, Alaina tidak akan bersembunyi lagi. Jika ia diharuskan untuk bertanggung jawab, maka Alaina akan melakukannya. Ia akan meminta maaf pada keluarga Elina dan bersedia untuk mendapat hukuman.
Gadis itu diantar supir ke bandara setelah ia menolak untuk ditemani ayah dan ibunya. Alaina yakin kalau ia bisa melakukannya sendirian dan pertolongan sang ibu cukup sampai di sini saja.
Banyak risiko yang akan ia tanggung jika dirinya melibatkan kedua orangtuanya. Demi menepis semua risiko itu, Alaina rela menanggung semuanya sendirian.
Penerbangan dari Toronto ke Ibu kota Rusia, Moskow, cukup memakan waktu yang lama. Ia tahu kalau keluarga Elina tinggal di sana, jadi semua itu memudahkan niat baiknya untuk bertanggung jawab.
Selain itu juga, Alaina ingin mencari tahu informasi tentang Stefan. Pria itu pasti orang jahat karena telah berani menyembunyikan peristiwa di Swedia waktu itu.
"Ya Tuhan... Bantulah aku," Ia menggenggam kalung salib di lehernya dengan erat, membawa keyakinan itu bersamanya. Dia datang sebagai pihak kebaikan dan dirinya tahu kalau ada sesuatu yang disembunyikan dari kematian Elina.
Sesampainya ia di Moskow, hari yang gelap menyambutnya dengan suhu yang dingin. Alaina keluar dari bandara menggunakan taksi, ia pergi ke penginapan terdekat untuk beristirahat sebelum mencari tahu tempat tinggal Stefan Roswell.
Gadis itu masuk ke dalam kamar penginapannya lalu mengunci pintu. Dia mendorong koper miliknya ke sudut ruangan lalu ia duduk di pinggir ranjang. Alaina memegang kedua lututnya dan perasaan gelisah itu kembali muncul.
Dia tidak mengerti bagaimana caranya untuk menyelesaikan ini semua, tapi Alaina tahu kalau dirinya mampu. Dia akan mengupayakan segala hal untuk menegakkan keadilan.
Bunyi notifikasi dari ponselnya membuat ia sedikit teralihkan. Alaina mengeluarkan benda pipih itu dari balik mantel hitam yang ia kenakan untuk membaca pesan masuk.
From : Unknown
Selamat datang di dunia ku, Alaina.
Stefan R.
Dahi Alaina mengerut dalam. Dia meneguk ludahnya sendiri ketika mengetahui dari siapa pesan ini berasal. Jantungnya berdegup kencang, dari mana orang ini mengetahui nomor ponselnya? Apakah selama ini Stefan memang mengumpulkan semua informasi tentang dirinya?
"Astaga... Apa aku memang sedang dalam masalah besar?" Gadis itu menggigit kuku jarinya karena merasa takut. Siapa sebenarnya Stefan? Kenapa pria itu bisa tahu kalau ia pergi ke Rusia?
Tok! Tok!
Ia tersentak kaget saat mendengar pintu kamarnya diketuk. Alaina bertanya-tanya, siapa gerangan yang ingin bertemu dengannya di malam seperti ini? Yang membuatnya semakin tidak aman adalah apakah memang ada seseorang yang mengikutinya hingga saat ini?
"Si-siapa?" Teriaknya dari dalam kamar. Dia tidak bodoh dengan membuka pintu begitu saja. Alaina harus mencegah semua itu sebelum terlambat.
Gadis itu berdiri lalu mendekati pintu. Ia memegang tuas pintu dengan sedikit keraguan.
"Kiriman untukmu, Nona." Jawab seseorang dari luar sana.
Alaina masih terpaku di depan pintu sampai ia merasakan kalau orang tadi mulai melangkah pergi. Dengan pelan ia membuka pintu itu lalu terkejut saat mendapati setangkai bunga mawar merah dengan sepucuk surat di atasnya. Gadis itu mengambil kiriman tadi dengan cepat lalu kembali mengunci pintu.
Ia berjalan ke atas ranjang lalu membuka surat pemberian dari entah siapa itu.
"Alamat rumah? Jangan-jangan..."
Alaina melempar kertas itu jauh darinya. Tangannya bergetar karena lagi-lagi rasa takut itu kembali menyelimutinya. Bagaimana orang itu bisa tahu kalau dia ingin menemuinya?
Ternyata benar, aku diikuti.
Gadis itu menelan ludahnya susah payah sebelum meraih alamat asing itu di tangannya. Tidak, dia tidak boleh gentar menghadapi ini semua. Jika Stefan memang penjahat, maka Alaina harus bisa melawannya.
Alaina membuang mawar merah dan menyimpan surat itu ke atas meja kecil di samping ranjang. Dia memilih untuk membersihkan dirinya lebih dulu sebelum pergi ke alam mimpi untuk menyambut hari esok.
...
Sebenarnya agak sulit pergi ke Negara semacam ini tanpa membawa pemandu. Persoalan paling utama adalah penggunaan bahasa di sini. Hanya beberapa orang yang mungkin bisa ia ajak berkomunikasi dan selebihnya, itu tidak ada.
Beruntung karena supir taksi yang ia tumpangi bisa berbahasa Inggris, jadi dia tidak sulit untuk mengatakan lokasi yang ia tuju.
Sepanjang perjalanan, Alaina hanya mampu melihat pepohonan. Ia tidak tahu kenapa pria seperti Stefan tinggal di tempat yang sepi, tapi itu semua bukan urusannya. Alaina datang untuk menyelesaikan masalahnya dan ia tidak akan gencar walau Stefan bertindak jahat.
"Kita sampai, Nona."
Suara itu mengejutkannya. Alaina lantas keluar dan membayar uang pada si supir. Matanya menatap ke arah sekeliling, di sini tampak asing dan menyeramkan. Lokasi rumah yang benar-benar jauh dari hiruk-pikuk kota. Sangat mudah untuk menemukan rumah ini di tengah hutan.
Alaina berjalan ke arah pagar yang besar, ia meneguk ludahnya susah payah setelah kakinya berdiri tepat di depan pagar besar itu.
Ia terlonjak saat pagar itu terbuka lebar, mungkin ada mesin pengendalinya. Awalnya ia berdecak kagum dengan halaman luas dan bangunan yang berdiri megah di depannya itu. Dia menggelengkan kepalanya lalu hendak berjalan.
"Berhenti."
Alaina melihat ada tiga pria dengan badan yang besar muncul dari sisi kiri. Masing-masing dari mereka menyimpan sebuah pistol.
"Apa Anda bernama Alaina Grissham?" Tanya salah seorang dari mereka.
"Benar. Ada apa?" Balasnya.
Salah seorang dari mereka dengan cepat membekap mulut Alaina dengan obat bius. Awalnya Alaina meronta-ronta, tapi setelah beberapa lama, kendali tubuhnya mulai hilang dan penglihatannya berubah menjadi gelap.
TBC