Heera memejamkan mata saat Elang mendekatkan wajah karena berpikir pria itu akan menciumnya. Tetapi setelah beberapa saat Elang tidak melakukan apa pun membuat Heera membuka matanya kembali. Sesat kemudian matanya membesar saat Elang melepaskan dasi yang dikenakan lalu mengikat kedua tangannya. "Elang!" Heera berteriak keras. Ketakutan menghinggapi dirinya hingga jantungnya berdegup sangat kencang. Elang menyeringai, wajahnya yang dingin itu memancarkan sorot mata yang menakutkan. "Kenapa? Kau takut, Heera?" Kepala Elang menunduk hingga wajahnya sangat dekat. "Sebelum kau memutuskan untuk masuk ke dalam kehidupanku, bukankah kau sudah mengenal Ayahku?" Pria itu berbisik lambat-lambat. Menekan kedua tangan Heera di atas kepala lalu satu tangannya mencengkram dagunya erat. "Kau tahu