Bab 16. Luka Yang Kugengggam

1400 Kata

Keesokan paginya, Heera bangun dengan tidak bersemangat. Entah jam berapa ia tidur, yang jelas di tangannya masih menggenggam ponsel dengan panggilan yang tertuju pada nomor Elang. "Dia benar-benar tidak pulang ... " Heera membersihkan dirinya lalu turun ke bawah. Meminta pelayan untuk membersihkan pecahan lampu tidur di kamarnya. Lengannya masih terasa nyeri dan membekas keunguan bekas cengkraman Elang semalam. Rasanya Heera ingin menangis karena nasibnya yang sangat menyedihkan. Ia tahu caranya salah, tapi bukankah dalam cinta tidak ada kata salah? Ia sedang memperjuangkan cintanya pada pria yang memiliki rasa yang sama. Kenapa harus menyerah? Ini baru awal bukan? Heera mengusap hidungnya yang terasa pengar karena menangis. Wanita itu pergi ke sisi rumah yang menunjukkan taman. Di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN