Sepekan berlalu dengan tenang, tanpa adanya gangguan baik dari Julian mau pun, dari Yasmin. Sepertinya, kedua orang tersebut sudah menerima keputusan Lio dengan lapang d**a. Begitu pikir Lio. Sayangnya, kehadiran Yasmin di kantor siang ini mematahkan segala yang ada di pikiran Lio. "Silahkan diminum, Mbak." Yasmin melirik pada Shilla, yang baru saja meletakkan cangkir teh di depannya. Sudut bibirnya tertarik. Menampilkan senyum mengejek, yang terlihat memuakan bagi Lio. "Kamu lihat kedudukan kita sekarang? Kamu itu, tak ubahnya seperti pelayan bagiku." Shilla mengeratkan kepalan tangan di balik tubuhnya. Sungguh, jika ia tak memikirkan posisinya saat ini, yang hanya seorang sekretaris. Ingin rasanya Shilla menyiram teh panas tersebut ke wajah cantik Yasmin. "Harus berapa kali saya bi