Lio terpaku menatap Shilla, yang kini tengah memegang koper di tangan kanannya. Sedang tangan kirinya, ia gunakan untuk memegang tas tangan miliknya. "Kamu mau ke mana, Yang?" tanyanya dengan suara yang tersendat. Rasanya saat ini, tenggorokan Lio amat kering, hingga membuatnya bersusah payah menelan air liurnya. "Bapak ngapain ada di depan pintu kamar saya?" Alih-alih menjawab pertanyaan Lio. Shilla justru balik bertanya, dengan menggunakan bahasa formal. Yang tentu saja, membuat Lio tak nyaman mendengarnya. Bukan tanpa alasan Shilla berbicara seperti itu. Sebab, ia takut ada orang yang mendengar percakapan mereka. Ia tak ingin orang-orang beranggapan buruk tentangnya. Apalagi saat ini, keberadaan Yasmin di sini pasti akan sangat menarik perhatian yang lainnya. Lio melangkah maju, dan