Tidak mudah mengucapkan selamat tinggal, terlebih kepada seseorang yang sangat kamu cintai. Demikian pula dengan Izrail, meskipun aku sangat ingin menghilangkannya, menjadikannya masa lalu dan menghilangkannya—sama seperti yang aku lakukans ebelumnya—tetapi, tidak mudah untuk melakukannya kali ini. Selain karena tidak ada yang membantuku, sepertinya, tekadku untuk menyingkirkannya tidak sepenuhnya bulat. Sejujurnya, aku masih merindukannya—berharap kami memiliki waktu bersama atau semacamnya. Aku mencintainya, meskipun ini egois dan terasa menyebalkan, aku masih ingin menikmati cinta ini. Walaupun, itu sangat menggelikan. Sebab, di mata orang lain, aku terlihat seperti orang gila yang mencintai seseorang yang dibuatnya sendiri, persis seorang penulis yang jatuh cinta pada tokoh fiksi buata
