Astri meraih jemari Citra yang ada di atas meja. Digenggam dengan lembut jemari istri dari mantan suaminya.
"Saya harap, kamu tidak berubah setelah mendengar permintaan saya, Citra. Kamu bebas untuk menolak, atau menerima," ucap Astri sedikit terbata.
Astri menghela nafas sesaat.
"Saya mohon, jangan merasa terhina dengan permintaan saya ini. Niat saya baik, agar anak-anak bisa merasakan lagi keluarga yang utuh." Astri melanjutkan ucapannya.
Hening sesaat, Citra berusaha meraba kemana arah pembicaraan ini.
"Seperti yang kamu tahu. Saya, dan Mas Fauzi sampai sekarang belum memiliki keturunan. Padahal hasil pemeriksaan kami berdua sehat. Entah kenapa Allah belum mempercayai saya untuk mengandung." Kepala Astri menunduk dalam. Tangannya bergerak mengusap matanya. Kemudian diangkat kepala
