Hati Citra bergetar. Air mata jatuh berderai. "Ayah!" Andin turun dari atas ranjang. Disentuh punggung Cakra yang masih bersujud. "Ibu tua itu siapa?" Tanya Andin. Cakra menegakkan tubuhnya. "Ibunya Ayah," jawab Cakra sambil mengusap air mata di pipinya. "Ibunya Ayah itu ... ehmm ... nenek Andin dong!" Mata Andin membesar, ia tampak sangat senang mendengar memiliki nenek, meski tidak tahu kalau Cakra ayah kandungnya. "Iya." Cakra menganggukkan kepala. "Nenek itu yang Ayah mintakan maaf ke buna?" "Iya, Sayang." "Memang nenek ada salah apa dengan buna?" "Dulu, nenek sering marah ke buna." "Buna nangis dimarahi nenek?" "Iya, Sayang." "Sekarang nenek tidak pemarah lagi?" "Tidak." "Nenek sudah jadi orang baik?" "Iya." "Kata yayah, kalau orang salah, terus minta maaf, harus dim