Sebuah ketukan terdengar di kantor Diana. “Masuk!” Langkah kaki terdengar mendekat. Diana masih saja fokus dengan kertas-kertas di mejanya. Tiba-tiba aroma woody tercium oleh Diana. Deg! Dia mengenal wangi ini. “Babe, kau tidak ingin menyambutku?” Diana segera memasang senyuman dan mendongak, menatap wajah tampan yang seketika membuatnya jijik. “Hai. Maaf pekerjaanku sedang banyak. Ada apa?” David memilih duduk di kursi depan meja kerja Diana. “Aku ingin mengajakmu makan siang.” “Di sini?” “Tidak. Waktu itu kita sudah pernah makan siang di sini. Aku ingin mengajakmu keluar. Mumpung pekerjaanku sudah beres. Bagaimana?” “Maafkan aku. Papa sudah mengajakku makan. Sebentar lagi aku ke sana. Bagaimana kalau makan malam saja?” Diana masih mempertahankan senyum manisnya meski perutny