RESONANSI HATI

1509 Kata

Jari-jarinya lincah berlari di antara hurur-huruf di keyboard laptopnya. Sebuah e-mail balasan akan dia kirimkan. Panjang dan penuh kata-kata bersayap. Pada paragraf kedua, dia menghentikan ketukan-ketukan jarinya. Mengamati kalimat-kalimat yang terangkai di layar laptop kantornya. Memperhatikan setiap katanya, agar tak ada satu pun maksud hatinya yang terlewat untuk disampaikan. Dia menarik napas panjang. Menopang dagu dengan sebelah tangannya dan menggerakkan kursor dengan sebelah tangan yang lain. Pikirannya menjelajah ke beberapa waktu yang tertinggal di belakang. Mencoba mengingat lagi apa yang salah dari semua keputusan yang telah dia ambil.   Sepulang reuni berbulan-bulan yang lalu, dia telah memutuskan untuk menutup lockers kenangan tentang Adhit selama-lamanya. Tak ada satu pun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN