Suasana di ruang tamu itu sedikit tegang. Mas Rio berulang kali menarik napas berat. Dipandanginya dua orang yang duduk di hadapannya saat ini. Sesekali diliriknya istrinya yang menatap datar ke luar jendela. “Kenapa harus buru-buru, Ra?” tanyanya untuk yang ke sekian kali. “Banyu yang meminta, Mas. Dia takut kalau semakin lama ditunda, ada kejadian buruk lagi yang menimpa Ira.” Untuk yang ke sekian kalinya juga Deira menjawab sama. “Iya, tapi, kan perceraian Banyu aja belum beres. Sabar saja sampai Banyu resmi cerai dengan istrinya. Mas, nggak mau nanti malah kamu yang dituduh jadi penyebab perceraian mereka.” “Saya dan istri memang sudah tidak cocok sejak lama. Sebelum saya dan Deira bertemu lagi.” “Ya, ya, tapi tetap saja. Mas nggak mau Deira terseret dalam urusan