Bilqis akhirnya bisa mengela nafas setelah memarkirkan motornya di depan rumah setelah berperang melawan ribuan pengguna jalan lainnya sore ini. “Assalamu’alainaa wa alaa ibaadillaahis solihiin,” ucapnya lirih saat memasuki rumah. Gadis itu segera membuka jendela dan menyalakan lampu-lampu karena hari mulai gelap. Setelahnya, dia melangkah ke kamar untuk berganti baju. Bilqis menyempatkan untuk mengecek ponsel, mengintip aplikasi pesan. Dalam hati, dia berharap suaminya akan mengiriminya sebuah pesan singkat. Namun, harapan Bilqis sepertinya terlalu tinggi. Bilqis mengela nafas. “Hmm, kenapa pula kau masih mengharapkan pesan darinya? Bukankah kau sendiri tahu kalau dia selalu irit bicara?” Bilqis bermonolog. Bilqis menutup aplikasi hijau itu dan meletakkan ponselnya kembali di atas ka