Desi sangat geram dengan apa yang tadi dia dengar. Tidak mungkin pria itu sudah menikah. Tidak pernah ada undangan atau rumor apa pun tentangnya yang dekat dengan seorang gadis. Bagaimana bisa ada gadis di pabrik yang mau mendekatinya kalau Desi selalu datang mengancam? "Dia pasti sedang menipuku seperti biasa. Ah, Jindan, kenapa kau begitu menggemaskan??" Desi tersenyum sendiri sambil membayangkan wajah Jindan yang dingin dan jutek. "Semakin kau menolakku, semakin aku penasaran. Aku yakin suatu saat kau akan luluh." Desi memandangi wajah cantiknya di depan cermin. Sudah banyak rekan kerjanya di pabrik yang bertekuk lutut padanya. Sebagai seorang wanita, dia sangat suka dipuja seperti itu. Hanya Jindan saja yang terang-terangan menolaknya dari awal. Itulah yang membuat wanita itu terobs