"Bagaimana? Masih berani bilang kalau saya bohong?" Bayu bersedekap, sementara Dia masih bersimpuh. Gadis itu memandangi slip setoran di tangannya dengan tatapan kosong. "Bukan hanya uang bulanan ini saja yang diupayakan susah payah oleh ayahmu, melainkan hadiah-hadiah ulang tahun yang setiap tahunnya ia kirimkan padamu." Mendengar kata-kata Bayu, Dia tercekat. Kabar apa lagi ini ya, Allah? "Hadiah ulang tahun? Saya tidak pernah menerima hadiah apa pun dari Ayah," Dia menggeleng. Mendengar bantahan Dia, Bayu ikut berjongkok di depan Dia. Gadis ini masih belum kapok berbohong, rupanya. "Tidak pernah menerimanya? Lantas, giwang ini kamu dapat dari mana, hah?" Bayu menunjuk telinga Dia. "Giwang ini milik ibuku." Dia refleks memegang giwang di telinganya. Hanya giwang inilah satu-satu