“Mas Sean, selamat datang, Mony senang Mas Sean akhirnya datang ke sini,” ujarnya berjalan berlenggok-lenggang mendekati Sean. “Terima kasih, di mana kamar saya?” tanya Sean yang langsung pada inti. “Yuk ikut sama Mony,” jawab perempuan berpakaian mini tersebut. Sean berjalan di belakang perempuan itu sambil menunduk, bukan karna takut tergoda, tapi dia merasa jijik mengingat kejadian beberapa waktu lalu bersamanya, jika dengan memuntahkan semua isi perutnya bisa menyucikan kembali bibirnya, mungkin dia sudah melakukannya berulang kali. “Ini kamarnya Mas Sean, semoga Mas Sean betah ya, kalau ada apa-apa panggil Mony aja, Mony selalu ada untuk Mas Sean, ini nomor ponsel Mony, kalau butuh kehangatan, Mony selalu siap,” ucapnya sambil mengedipkan matanya dengan genit pada Sean. “Terima k