44

581 Kata

“Apa yang terjadi sama kamu Mas?” lirih Dinda yang tidak terasa meneteskan air matanya menahan rasa rindu sekaligus khawatir dengan keadaan Sean. “Terima kasih banyak,” ucap Sean pada lelaki tua di sampingnya sambil mengembalikan ponsel miliknya. “Kenapa secepat itu bicaranya? Kamu membuatnya khawatir,” sahut lelaki itu menatap Sean dengan aneh. “Dia kekasih saya, saya tidak sempat pamit sama dia karna desakan pekerjaan,” ucap Sean yang merasa bersalah pada Dinda. “Jika dia mencintai kamu, dia pasti akan paham kesibukan kamu, setelah kamu mendapatkan ponsel kembali, hubungi dia lagi, jangan membuatnya khawatir,” pesan lelaki tua itu. “Baik Pak,” jawab Sean sambil tersenyum. “Ngomong-ngomong, kamu kerja apa sehingga harus meninggalkannya dengan buru-buru?” tanya lelaki itu kembali. S

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN