Rara memberontak dari cekalan pemuda-pemuda itu. Pakaiannya sudah acak-acakan ditarik sana sini. bau alkohol membuat perutnya mual. Belum lagi melihat wajah memuakkan para pemuda berandal itu. "Diamlah! mari bersenang-senang," ucap seorang lelaki dengan seringaian m***m. "Lepaskan aku!" teriak Rara. Air matanya jatuh karena saking takutnya. Tapi, ia tak boleh lemah. Ia harus bisa melawan. Saat kehormatannya terancam, ia harus bisa melawan. "Ayo seret ke markas!" seru seorang pria yang terlihat sebagai ketua geng mereka. Rara makin menjerit histeris. Ia menendang-nendang kan kakinya yang terasa kebas karena terus berontak. Plak! "Diam atau kau tau akibatnya, manis," ucap pria itu dengan nada geram setelah melayangkan tamparannya pada pipi mulus Rara. "Lihat, bahkan pipimu sangat lem