Biyan mengetukkan jari jemarinya di etalase kaca yang menyimpan ratusan jenis perhiasan, matanya sibuk memilih cincin yang ingin ia berikan kepada Aisha sebagai hadiah seperti janjinya tadi.
"Mas mau model yang seperti apa?" tanya pelayan yang melayani Biyan, Biyan meletakkan jarinya ke dagu sambil berpikir cincin yang mana yang akan cocok terpasang di jari Aisha.
"Cincin berlian 10 karat, wanita saya menginginkan cincin bermatakan berlian 10 karat," balas Biyan mengingat tadi siang Aisha mengungkit cincin.
Pelayan itu membuka kunci etalase dan memilih sebuah cincin berlian bermata 1 dan kilaunya membuat Biyan langsung memilih cincin itu.
"Saya mau cincin ini, tolong dibungkus," Biyan mengeluarkan kartu debitnya dan menyerahkan kepada pelayan tadi.
Biyan menunggu pelayan menyiapkan cincinnya dan teringat kembali bagaimana dulu ia bekerja keras menghasilkan uang saat kuliah di Jerman, semenjak jatuh cinta dan memacari Aisha terbersit dalam hatinya jika ingin memberikan Aisha hadiah atau barang harus berasal dari uang yang dihasilkan dirinya sendiri bukan dari Bayu, ayahnya.
Untuk itu selama 5 tahun di Jerman, ia habiskan waktu senggangnya untuk bekerja walau harus mengorbankan komunikasi dengan Aisha.
"Ini Mas cincinnya... semoga lamarannya berhasil ya dan pacar Mas suka sama cincin ini," lamunan Biyan buyar saat mendengar suara pelayan tadi, ucapan pelayan tentang makna pemberian cincin membuat Biyan gusar.
"Mbak, sebagai wanita jika pacar mbak memberikan cincin, mbak akan berpikir seperti apa?" tanya Biyan, pelayan itu langsung berbinar.
"Wanita diberi cincin berlian 10 karat? Itu artinya sang pria berniat menikahinya Mas, wah beruntungnya yang jadi kekasih Mas," pelayan itu meninggalkan Biyan, Biyan tiba-tiba merasa jika hari ini belum waktu yang tepat untuk memberikan cincin ini.
Kotak itu ia simpan ke dalam kantong celananya, saat akan keluar dari toko mata Biyan melihat sebuah cincin karah diatas meja satpam.
"Berapa harga cincin ini Pak? Segini cukup?" Biyan mengeluarkan uang Seratus Ribu sebanyak beberapa lembar, satpam yang kaget langsung mengangguk. Biyan tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada satpam tadi lalu pergi meninggalkan satpam yang tercengang menerima uang karena sebuah cincin karah yang di dapatnya dari bungkus kuaci yang dimakannya tadi.
"Gila... Mas itu beli cincin karah yang gue dapat dari kuaci dengan harga satu juta neng!" Teriak satpam dengan girang kepada pelayan toko.
****