Spesial Bab

1146 Kata
Bayu memeluk Larasati sambil memandang foto keluarga yang terpasang di dinding rumah, senyum tidak pernah hilang dari wajah Larasati yang masih tidak percaya kini pernikahannya dengan Bayu sudah berjalan lebih dari 15 tahun, mempunyai keturunan dua gadis cantik yang tumbuh dengan sempurna dan juga anak angkat yang berbudi luhur seperti Biyan. "Mas, aku masih nggak percaya jika kita bisa melalui semua cobaan dalam pernikahan kita, kita mempunyai anak-anak yang membanggakan dan yang penting Mas selalu mencintaiku" Larasati menyandarkan kepalanya kedada Bayu. "Siapa bilang aku mencintai kamu?" balas Bayu, bukannya marah Larasati semakin mengeratkan pelukannya dipinggang Bayu, dulu ia selalu marah jika Bayu bersikap acuh dan dingin tapi berselang waktu akhirnya Larasati sadar sikap acuh, dingin dan tidak romantis adalah cara Bayu menunjukkan cintanya. "Hehehe iya deh yang nggak cinta, nggak cinta saja menghasilkan dua anak, gimana kalo cinta ya" Bayu tersenyum dan memandang foto Biyan dengan tatapan bangga. "Biyan akhirnya menjadi dewasa seperti yang aku inginkan, aku sangat bangga akan kerja kerasnya untuk bisa menjadi seperti yang aku mau, menjadi pewaris Dinata Group yang bisa aku percaya 100%" ujar Bayu dengan nada penuh kebanggaan, Larasati tersenyum mendengar ucapan Bayu yang menenangkan hatinya. "Aku mau tau alasan Mas mau menyerahkan tampuk pimpinan ke tangan Biyan, aku bukannya mengungkit masa lalu walau bagaimanapun Biyan tidak mewarisi darah kita, kenapa Mas bisa 100% mempercayai dirinya, bagaimana jika dia berkhianat atau menyimpan dendam kepada orang yang memisahkan dirinya dengan ibu kandungnya" tanya Larasati yang tidak menyangka Bayu bisa menyerahkan semuanya ke tangan Biyan. "Biyan bukan tipe manusia yang akan mengigit orang yang mengasuhnya, dia tidak akan mengkhianati kita demi harta, balas dendam? Biyan itu anak yang pintar, dia tau mana yang benar dan mana yang tidak benar, aku percaya dia tidak akan mengkhianati kita dalam hal apapun, apapun" Larasati manggut-manggut mendengar ceramah Bayu. "Nah satu lagi... bagaimana jika Biyan dan Aisha, yah kita nggak tau kedepannya akan bagaimana, cinta itu tumbuh karena terbiasa, pulangnya Biyan pasti membuat hubungan mereka yang kaku sedikit demi sedikit akan mencair, aku..." Bayu mengangkat tangannya agar Larasati tidak melanjutkan ucapannya. "Biyan dan Aisha tidak boleh bersama, hubungan mereka itu kakak dan adik, jadi jangan pernah berpikiran untuk merubahnya, dan aku sudah menyiapkan wanita untuk Biyan, Biyan sesegera mungkin akan mengantikan posisiku di perusahaan, dia butuh istri untuk mendampinginya dan aku sudah punya calon yang cocok untuk dia, besok aku akan mengatur pertemuan mereka" Larasati mendengus mendengar ucapan Bayu yang masih keras kepala jika berhubungan dengan Aisha. "Terserah Mas, tapi aku ingatkan... sekeras apapun Mas mengatur wanita untuk Biyan, jika Tuhan mengatakan bukan wanita itu menjadi cinta sejatinya, kita bisa apa?" Larasati meninggalkan Bayu yang masih tetap teguh dengan pendiriaannya tentang jodoh Biyan. "Biyan dan Aisha hanya boleh berhubungan sebagai kakak dan adik, cinta diantara mereka akan membuat aku kehilangan dua anakku, aku tidak mau itu terjadi karena sampai kapanpun aku menyayangi Biyan sebagai anak bukan menantu." ujar Bayu dalam hati. **** Saking semangatnya bekerja Biyan sampai melupakan makan siang andai saja Bayu tidak mengetuk ruangannya. "Dad, silahkan masuk" Biyan menyambut kedatangan Bayu dengan suka cita, senyum mengambang diwajah Biyan. Hampir 1 bulan bekerja bisa dibilang komunikasi mereka hanya berkisar tentang pekerjaan. "Ada yang mau Daddy bicarakan, bisa kita ke ruangan Daddy saja?" Biyan langsung mengangguk dan mereka berdua meninggalkan ruang kerja Biyan lalu menuju ruang kerja Bayu yang berada tak jauh dari ruang kerja Bayu. Saat mereka melewati ruang sekretaris Bayu, mata Biyan melihat sosok wanita yang sedang duduk menunggu sambil membaca majalah "Nona Malaika sudah datang Pak" ujar sekretaris Bayu, Bayu mengangguk dan melihat wanita seumuran Biyan sedang menatapnya. "Malaika?" tanya Bayu, wanita bernama Malaika itu kalu berdiri dan menyalami Bayu serta Biyan secara bergantian. "Iya, saya Malaika Om..." Malaika menjulurkan tangannya kearah Bayu lalu Biyan secara bergantian, matanya menilai sosok Biyan yang kata Daddy-nya akan menjadi suaminya. "Not bad" ujar Malaika dalam hati. "Silahkan masuk" Bayu mempersilahkan Malaika untuk masuk keruangannya, Biyan juga ikut masuk meski ia penasaran siapa wanita yang bernama Malaika ini. Mereka bertiga duduk, Biyan sedikit salah tingkah saat Malaika selalu memperhatikan dirinya semenjak mereka bertemu diluar sampai akhirnya mereka duduk bersama. "Bagaimana keadaan Daddy kamu?" Tanya Bayu yang berteman dengan Daddy-nya Malaika. "Baik Om, ah iya Daddy kirim salam dan meminta maaf tidak bisa datang hari ini, Om taukan Daddy sangat sibuk" balas Malaika, Bayu mengangguk dan meminum tehnya. "Jadi... Biyan ini yang akan menjadi tunangan aku?" tanya Malaika to the point, Biyan yang sedang meminum tehnya langsung tersedak mendengar kata tunangan dari mulut wanita yang baru beberapa menit yang lalu ia temui. "Iya" balas Bayu. Mata Biyan semakin melotot saat Bayu langsung mengiyakan ucapan Malaika. "Oke... aku suka dia, jadi Om atur saja semuanya" Malaika lalu berdiri dan menghampiri Biyan. "Nice to meet you, my fiancee" tangan Malaika menjulur kearah Biyan, tapi Biyan mengacuhkan saja dan masih menatap Bayu tanpa berkedip. Malaika sadar diri dan memilih keluar dari ruangan Bayu. "Lelaki tampan dan panas... i like him, dia harus jadi milik gue!" Malaika tersenyum bahagia, pertualangannya mencari pria untuk bersenang-senang sepertinya harus diakhiri setelah menemukan lelaki idamannya seperti Biyan. **** "Aku belum mau menikah Dad, aku masih muda dan masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan" tolak Biyan saat Bayu memberitahunya tujuan mempertemukan dirinya dengan Malaika. "25 menurut Daddy sudah cukup untuk berumah tangga, kamu akan menjalankan perusahaan dan butuh pendamping agar bisa fokus dalam bekerja, Malaika wanita yang pantas mendampingi kamu... dia cantik, pintar, dari keluarga baik-baik" balas Bayu. Biyan menghela nafasnya "Tapi aku tidak mencintai dia, bahkan kami baru bertemu... ini sangat mengagetkan" "Cinta bisa dipupuk dengan seringnya kalian bersama... atau jangan-jangan sudah ada wanita yang kamu cintai?" Biyan menutup matanya dan berpikir mungkin dengan jujur tentang perasaannya dengan Aisha akan membatalkan niat Bayu menjodohkannya. "Biyan mencintai seorang wanita, Dad" Aura wajah Bayu langsung berubah, lalu ia tersenyum sambil mendekatkan dirinya kearah Biyan. "Itu bukan cinta Biyan... itu hanya perasaan sayang antara kakak dan adik" senyum Bayu langsung berubah, ia sudah tau hubungan Biyan dan Aisha semenjak ia memergoki Biyan dan Aisha tidur berpelukan dikamar Biyan sebelum keberangkatan Biyan ke Jerman, awalnya ia menganggap itu hanya pelukan antara kakak dan adik yang ingin berpisah tapi melihat bagaimana mata Aisha yang memancarkan kebahagiaan setiap melihat Biyan meski mulutnya berkata benci membuat Bayu sadar jika hubungan anak-anaknya sudah tidak normal. "Daddy sudah tau?" Biyan kembali kaget, Bayu mengangguk dan meminum kembali tehnya. "Jadi... lupakan rasa cinta itu, kalian tidak bisa bersama sampai kapanpun, Aisha itu adik kamu dan tidak ada kakak mencintai adik" balas Bayu lagi. "Biyan mencintai Aisha dengan tulus... maaf sudah mengecewakan Daddy tapi aku bukan kakak Aisha, kami tidak sedarah" Biyan sadar dengan mengatakan itu Bayu akan terluka. "Ya, kalian memang tidak sedarah tapi bagi Daddy kalian itu anak-anak yang Daddy sayangi, jadi... hanya dengan menerima pertunangan itu bisa membuktikan jika kamu memang anak yang baik dan tau berterima kasih, kamu mengertikan maksud Daddy?" Bayu berhasil menyudutkan Biyan. "Aku... tidak mau menikah dengan wanita itu Dad" balas Biyan lagi, ia tetap tidak mau menerima pertunangan yang diatur Bayu. "Terima pertunangan itu, lupakan Aisha dan Daddy akan mempertemukan kamu dengan Ibu Kandungmu" "Maafin Daddy nak... Daddy terpaksa menggunakan Ibu Kandungmu untuk memisahkan kalian" Bayu menghela nafas. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN