Beberapa kali aku melirik jam yang ada di tangan, bisa-bisa kak Biyan marah besar jam segini aku belum juga pulang, semua ini gara-gara macet dan ditambah hujan lebat mengguyur sejak siang. Aku gelisah dan sesekali melirik kearah argo taksi yang kian membengkak, aku membuka dompetku dan melihat uang yang diberikan kak Biyan akan habis jika aku masih memakai taksi ini. "Pak, saya berhenti di sini saja" kataku pelan, supir taksi menepikan mobilnya dan akupun membayar sesuai dengan angka yang tertera di argo, lebih baik aku naik metromini atau angkot dan sisa uangnya bisa aku simpan untuk kebutuhan lainnya. Hujan lebat membuatku berlari menuju halte tak jauh dari tempatku berhenti, untungnya tak butuh waktu lama untuk menunggu metromini yang akan membawaku pulang. Hujan semakin lebat dan se