75. Aiden berbohong

1541 Kata
Aiden dan Kaila saling tatap. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Mereka sedikit khawatir jika Deema mendengar percakapan mereka. Aiden mengusap wajahnya, ia kira Deema masih berada di sekolah, ternyata Deema sudah ada di toko pagi hari ini. Aiden melihat Deema sudah mengganti pakaiannya. ''Mas, sudah pulang?'' tanya Deema singkat. ''A--iya. Saya ada keperluan mendadak ke Kak Kaila.'' ucap Aiden sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Deema mengangguk. Ia mulai memakai celemek dan sarung tangannya. Ia akan mulai menghias kue karena sudah banyak pekerjaan yang belum di selesaikan. Deema berjalan melewati Aiden yang sedang terdiam mematung di sana. ''Kak Kaila, ini sesuai pesanan yang sudah ada di gambar?'' tanya Deema. Kaila mengangguk, ia pun sedikit gugup di sini. ''Iya, Deema.'' ''Butter sudah selesai di warnaikan?'' ''Su-sudah-sudah ... Oleh Nomi tadi.'' ''Baik, Kak ....'' Ia memulai pekerjaannya, ia akan bersikap profesional di sini, ia akan mengesampingkan tentang urusan pribadi dan pekerjaanya, walaupun itu mengganggu pikirannya saat ini. Deema merasa tidak enak, terus di perhatikan oleh dua pasang mata yang masing-masing terdiam. Ia pun melihat ke arah keduanya. ''Kenapa, Kak Kaila? Ada yang salah dari aku?'' tanya Deema untuk memastikan. ''A--ah enggak-enggak. Kamu sudah pulang sekolah? '' Deema mengangguk. ''Sudah, Kak.'' ''O--okey, deh ... Kalau begitu aku mau lanjut buat adonan lagi.'' Deema bisa melihat jika Kaila masuk ke dalam ruangan pembuatan kue. Deema kembali mencoba fokus untuk melakukan pekerjaannya, walaupun Aiden sedari tadi terus memperhatikan wajahnya. Mendengar percakapan Aiden dan Kaila, Deema menjadi kurang percaya diri untuk terus mencintai Aiden. Jika Deema di tanya tentang berapa persen ia sayang dan cinta terhadap Aiden, Deema akan menjawab. Ia memang benar-benar sayang dan cinta kepada Aiden. Tapi ... Deema berpikir, kisah mereka baru saja di mulai, tapi mengapa sudah sedikit kacau seperti ini? Perjodohan? Dugaan Deema minggu lalu benar adanya. Aiden memang benar-benar di jodohkan oleh orang lain. Dari jauh hari, sebelum dirinya berpacaran dengan Aiden, Deema sudah bilang, jika ingin bersamanya, Aiden harus berpikir berkali-kali. Karena apa? Karena Deema bukan orang yang berasal dari kalangan mewah. Deema sedikit melihat ke arah Aiden, yang masih memperhatikan ke arahnya. Dengan wajah sedikit kecewa yang Deema perlihatkan, ia berjalan melewati Aiden. Ia ingin memanggil Nomi untuk bekerja di atas bersamanya. Ia tidak bisa jika harus bekerja sendiri seperti ini. Ketika melewati Aiden, Aiden menahan tangan Deema. Namun dengan cepat Deema melepaskan tangan Aiden. ''Lepas ....'' ''Dengerin saya ....'' ''Lepas, Pak ...'' ucap Deema dengan dingin. Aiden menggeleng dan masih mencekal tangan Deema. Ah, Deema baru teringat tentang ucapan Kaila beberapa minggu yang lalu. Kaila yang bilang, jika ia harus bersedia terus berada di sisi Aiden, dalam kondisi apapun itu. Deema harus selalu ada dan mendukung Aiden. Tentang apapun yang mengganggu hubungan mereka, Kaila bilang ... Mereka harus tetap bertahan. Apa ini? Ini yang Kaila maksud? Deema harus bertahan di saat ia tahu, jika Aiden akan di jodohkan. Walaupun itu belum pasti, tapi setidaknya, Deema tidak akan siap mendengar akan hal ini, langsung dari mulut Aiden. ''Udah, Pak, bisa lepas?'' ''Saya bisa jelasin semuanya.'' Deema tersenyum dengan tatapan kosong ke arah Aiden. ''Enggak, enggak perlu. Aku lagi kerja, kamu gak usah ganggu ya.'' Deema mencoba melepaskan tangan Aiden yang memegang pergelangan tangannya. ''Lepas, Pak!'' ucap Deema sedikit meninggi. ''Ah ... Kamu urusi saja semua urusan kamu. Dan ... Aku bakal balikin semua yang pernah kamu kasih ke aku. Termasuk rumah. Terimakasih, aku sudah gak perlu hidup dengan kamu.'' Aiden terdiam mendengar Deema yang berbicara seperti itu. Apa Deema mendengar percakapannya dengan Kaila tadi? Apa Deema sudah tahu semuanya? Jika ia akan di jodohkan. ''Aku sudah bilang jauh-jauh hari dengan kamu, kalau kamu mau dengan aku, kamu harus terima, kalau aku bukan siapa-siapa. Aku bukan orang berada. Bahkan aku hidup di golongan paling bawah.'' ''Sudah ya, semoga kamu bahagia ....'' Cengkraman di tangan Aiden terlepas. Deema menjadi yakin, jika semua yang ia dengar itu ternyata benar. Deema langsung berlari turun kebawah, ia mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar begitu saja. Lihat, Aiden tidak berbicara apapun, Aiden tidak mengejarnya. ''Deema kenapa lari-lari?'' tanya Nomi. ''A--enggak, Mbak. Aku mau cari kamu, Mbak. Di atas kue masih banyak yang belum di dekor.'' Nomi melihat Deema yang terus mengusap matanya. ''Kenapa?'' tanya Nomi yang tahu jika Deema menangis. ''A-- ... Ini kelilipan, Mbak ... Kena binatang kayanya masuk.'' Deema sangat kesal karena air matanya belum juga berhenti turun. Nomi mengangguk, ia mengusap pundak Deema lalu memberi Deema tissue. ''Mau keluar dulu?'' tanya Nomi. Deema menggeleng. ''Enggak perlu, Mbak. Aku baik-baik aja.'' ''Ah ... Okey kalau kamu baik-baik aja. Ayo kita naik ke atas.'' ''Mbak bisa ke atas duluan? Aku mau beli sesuatu dulu di warung belakang,'' ucap Deema yang tidak bisa menahan air matanya yang terus menetes seperti ini. Belum sempat Nomi menjawab, Deema sudah pergi keluar toko sambil terus mengusap matanya. Ia butuh ruang dan tempat saat ini. Ia sangat kesal karena Aiden yang berbohong hari ini, dan ... Ia terlanjut sudah berbicara seperti itu kepada Aiden, Deema pun sudah tidak bisa apa-apa lagi. Deema diam dan duduk di belakang toko The K. Dari sini, ada tangga menuju rooftop toko. Deema yang tidak mau ada orang yang mendengar tangisnya, ia pun berjalan menaiki tangga yang melingkar itu, untuk bisa sampai di rooftop. Deema butuh waktu, 15 menit saja, untuk Deema menenangkan hatinya. Dari sini ia bisa menangis tanpa peduli ada orang yang mendengar suara tangisnya. Deema merasa kesal hari ini, karena Aiden berbohong kepadanya, dan ia mengetahui hal yang Aiden sembunyikan selama ini, jika Aiden sepertinya akan di jodohkan. Deema pun merasa kesal, mengapa Aiden tidak menghampirinya sampai saat ini. Mengapa Aiden tidak menahannya pergi, dan ia masih bingung mengapa Aiden harus berbohong kepada Deema? .... ''Emmm ... Kak Kaila ...'' bisik Nomi pelan, ia menunggu Deema sejak tadi yang katanya mau ke warung, tapi sampai saat ini Deema belum juga kembali. ''Kenapa, Nom?'' ''I--itu, Deema tadi keluar, tapi belum ke sini lagi. Katanya sih mau ke warung, tapi belum juga balik lagi.'' Nomi berbicara itu pelan-pelan, takut jika Aiden yang sedang duduk di ruangan Kaila, ikut mendengar. ''Oh ya?'' Nomi mengangguk. ''Terus matanya merah keluar air mata gitu, Kak Kaila dari tadi di sinikan? Gak terjadi apa-apakan? Kata Deema dia kelilipan, tapi air matanya terus keluar ... Kayanya dia nangis deh, Kak ....'' ''Deema kemana?'' tanya Kaila yang sedikit khawatir. Ia tidak tahu hal apa yang terjadi setelah ia masuk ke dalam ruang membuat adonan kue. Yang ia tahu, Deema berada di sana berdua dengan Aiden. Apa mereka cekcok? ''Oke, makasih ya.'' ucap Kaila sambil menepuk pundak Nomi, lalu ia berjalan masuk ke dalam ruangannya untuk menemui Aiden. ''Kamu apain Deema?'' tanya Kaila. Aiden yang tengah bermain ponsel pun melihat ke arah Kaila sambil mengangkat alisnya. ''Kamu berantem?'' tanya Kaila kembali. ''Enggak.'' ''Terus?'' ''Enggak ada terusan nya.'' ''Aiden. Kamu sudah dewasa, bisa berbicara yang baik?'' tanya Kaila seperti mengajarkan anak kecil. Kaila tidak peduli jika ia sedang berbicara dengan bos perusahaan besar, yang ia lihat adalah Aiden tetaplah adik kecilnya, yang selalu merengek tentang apapun kepadanya. Mendengar itu, Aiden mengangguk. ''Kamu tau, kamu pacaran sama siapa?'' ''Ya ... Dia pacar aku.'' ''Ya, terus kalau dia pacar kamu, kenapa kamu terus buat dia nangis?'' ''Siapa? Dia gak nangis.'' ''Cari Deema. Minta maaf. Kamu sudah bohongi dia hari ini.'' Aiden terdiam. ''Dia yang mau minta pergi dari aku.'' ''Dan kamu percaya? Kamu nurutin semua ucapan yang dia minta?'' Aiden mengangguk. ''Kamu pacaran sama perempuan yang kedewasaannya belum stabil, Aiden ... Harusnya kamu paham. Harusnya kamu menjadi air disaat dia menjadi api.'' ''Kamu gak maukan? Kalau dia berpikiran aneh-aneh tenang laki-laki? Setelah di tinggalkan ayahnya kemarin, dia harus ditinggalkan kamu? Kamu gak akan tau, bagaimana kecewanya Deema nanti.'' ''Dia bersikap seperti itu, karena dia mau melihat seberapa besar kamu sayang dia. Aiden, kamu masih belum ngerti juga?'' Kaila memegang kepalanya, ia duduk di sofa yang menghadap langsung ke arah Aiden. ''Dia sendiri, Aiden. Dia butuh sosok laki-laki yang bisa ngejaga dia. Aku gak tau apa perdebatan kamu dengan Deema, tapi setidaknya, kamu harus jaga dan lindungi dia. Buat dia percaya lagi, kalau kamu laki-laki yang tepat buat dia.'' ''Aku gak mau, ngeliat adik laki-laki aku, nyakitin hati perempuan. Aku gak mau.'' ''Cari Deema, minta maaf. Tentang urusan kamu besok dengan wanita yang dijodohkan ayah, hadapi sendiri.'' ''Deema pergi keluar toko. Jangan sampai kamu kembali menyesal setelah Deema benar-benar pergi dari hidup kamu.'' Setelah mengucapkan itu, Kaila langsung pergi dari hadapan Aiden. Kaila pun kesal dengan Aiden, mengapa Aiden tidak menelpon dirinya saja, jika ingin membicarakan hal-hal seperti itu? Kaila hanya takut, jika Deema mendengarkan percakapannya dengan Aiden tadi. Tanpa menunggu lama, Aiden langsung pergi keluar kantor Kaila, untuk mencari dimana Deema. Aiden baru tersadar, jika kebohongannya sudah merusak hubungannya dengan Deema. Ya, Aiden mengaku berbohong kepada Deema hari ini. Ia berbicara kepada Deema jika Aiden ikut pelatihan hari ini, tapi ternyata tidak, Aiden pergi ke kantor dan pergi ke toko Kaila, untuk membicarakan tentang esok hari. Aiden ingin Kaila pergi menggantikan dirinya, untuk bertemu dengan seorang perempuan yang telah ayahnya jodohkan dengan dirinya. Aiden berlari untuk bisa sampai di belakang toko, tapi tidak ada siapa-siapa. Ia tidak menemukan Deema di sana. Ia kembali berjalan mengelilingi toko untuk sampai di sisi sebelahnya, tapi tetap, tidak ada Deema disana. Setelah mendengarkan ucapan Kaila tadi, ia menjadi tahu, seberapa besar rasa bersalahnya kepada Deema kali ini. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN