Mobil baru saja berhenti di pelataran klub malam milik Sean. Tapi Rehan sudah tidak sabaran, bergegas keluar mengabaikan ucapan Adrian yang memintanya untuk menunggu di mobil saja. Bahkan ia tak menghiraukan teriakan Adrian yang terus memanggilnya, berlarian mengejar ia yang tergesa-gesa memasuki klub malam. "Tuan Rehan, tunggu." "Tuan." Adrian mengusap kasar wajahnya, frustrasi menghadapi bosnya yang berlarian seperti anak ayam lepas dari induknya. "Duh, nyonya bisa marah besar kalau sampai tahu Tuan pergi ke klub malam." Adrian mengembuskan napas kasar, mengingat peringatan keras dari majikannya agar menjaga anaknya baik-baik. Rehan tercengang saat ia berhasil melewati lorong penghubung menuju klub malam. Suasana klub yang tak seperti biasanya membuat Rehan heran dan bertanya-tan