Seperti yang Rania takutkan, hal buruk itu terjadi lagi. Ia terpaku di depan pintu, menyaksikan dokter dan dua perawat yang tengah sibuk membuka kembali perban di leher Rehan. Mata Rania menatap nanar gulungan perban yang baru saja dilepas dari leher Rehan, kain kasa itu sudah berubah warna dari putih jadi merah terang. Kaki Rania gemetaran, seakan lemas dan tak berdaya menopang berat tubuhnya. Meski enggan mengakui dan selalu ingin menyangkal, faktanya Kayna kembali mengulang kejadian berdarah kemarin. Sahabatnya itu melukai bosnya untuk yang kedua kali. Entah apa yang mereka bicarakan sampai membuat emosi Kayna yang belum cukup stabil langsung meledak hingga berani mengulang hal nekat itu lagi. Rania menyesali ketidakberdayaannya, seandainya saja ia bisa menolak permintaan Rehan, mungk