Rehan berusaha menguasai diri, bersikap normal seolah adegan terperangah barusan tidak pernah terjadi. Bahkan ia mencoba tetap berpikir positif kalau Rania tidak melihat, mengenai mulutnya yang sempat menganga saking terkejutnya mendengar ajakan menikah dari wanita itu. "Gimana, Pak Rehan mau, 'kan?" tanya Rania, menunggu jawaban pasti dari Rehan. Rehan tak langsung menjawab, memandang lebih lekat wajah Rania. Sorot matanya yang intens mencoba menyelami mata wanita itu, mencari kebenaran di dalamnya. Dan siapa sangka jika tatapan itu membuat Rania gugup, gelagapan, salah tingkah sendiri. "Kenapa?" Rania bertanya lagi, matanya jelalatan melihat diri sendiri. Memastikan tidak ada yang kurang sampai Rehan menatapnya seperti itu. Tapi melihat dirinya baik-baik saja dan tidak ada yang aneh