Suara derit pintu menyentak Rania dari angan memabukkan yang Rehan ciptakan. Secara spontan Rania mendorong d**a Rehan, menarik diri dan membuat pagutan yang sempat menyatu seketika terlepas. Ia terengah, matanya melotot horor saat menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka lebar dan di ambang pintu tersebut berdiri seorang suster yang nampak tercengang. Tentu saja suster itu tercengang, secara ia baru saja menyaksikan dua sejoli yang berciuman tanpa mengenal tempat. Memalukan! Oh, s**t! Rasanya Rania ingin sekali menghilang dari ruangan ini. Wajahnya memanas serasa terbakar saat matanya beradu dengan tatapan suster itu. Pasti dalam pikiran suster itu sedang mengutuk dirinya habis-habisan. Astaga! Rania sungguh menyesal, harusnya tadi ia langsung berontak bukan malah terbuai oleh sapuan