"Gimana kalau aku minta hakku malam ini?" Uhuk! Spontan Rania batuk-batuk, matanya bergerak liar memastikan reaksi orang-orang di sekitarnya. Ia berharap tidak ada satu pun orang yang mendengar ucapan Rehan barusan. Sedangkan Rehan sigap membuka segel tutup botol air mineral dan menyodorkan pada Rania. "Minum dulu," kata Rehan. Rania cepat mengambil alih botol tersebut dan meminumnya, tenggorokannya terasa kering gara-gara batuk. Selepas minum, Rania mengatur napas sebelum akhirnya melotot tajam pada Rehan yang memandanginya. Wajah innocent itu terkadang sangat menyebalkan, meski ketampanan Rehan membuatnya termaafkan. "Why?" tanya Rehan, heran melihat Rania melotot tajam padanya. "Apa ada yang salah? Apa aku salah ngomong?" "Ya! Iya, kamu salah. Emang nggak bisa nunggu dua minggu la