Arfan terdiam menerima semua kemarahan, umpatan, dan makian yang ditujukan untuknya. Tidak ada gunanya membantah karena perempuan di depannya punya semua bukti-bukti untuk menghukumnya. Apakah ia bersalah? Sejujurnya tidak semuanya karena kesalahannya tapi tidak ada yang mau mendengar di sini. Satu laki-laki, dua perempuan, dan mereka mengeroyok serta mengolok dengan beragam kata-kata menyakitkan. Menunduk menahan geram, Arfan berusaha untuk tetap sabar meski kemarahan bergolak dalam d**a. Tidak ada orang yang ingin dicaci sedemikian rupa, tidak dirinya maupun para pegawai rendahan sekalipun. Namun, semua yang terjadi sekarang ini berkaitan dengan uang dan Arfan tidak bisa berkelit dari semua ini. Sekali lagi karena uang yang membelenggunya. Tidak ada jalan keluar, tidak ada pula orang y