Dante melirik kekasihnya yang duduk dengan mulut mengerucut menahan senyum. Clarissa berusaha bersikap tenang padahal ia tahu tidak begitu dengan hatinya. Sesuatu yang lucu dan menggelikan sedang bergejolak dan Dante merasakan hal yang sama. Ia mengerem mobil saat tiba di Iampu merah. Berkata perlahan pada kekasihnya. “Kalau mau ketawa, ya ketawa aja, Sayang. Jangan ditahan.” Keduanya bertukar pandang lalu terbahak-bahak bersamaan. Suara tawa yang keras memenuhi kendaraan dengan bahu Clarissa berguncang turun naik. Sedikit mereda saat mobil kembali berjalan dan meledak sekali lagi kala pandangan bertemu. “Aah, perutku sakit karena ketawa. Dosa loh sama Mama,” ucap Clarissa dengan napas tersengal. Berusaha menghentikan tawa yang membuatnya nyaris tersedak. “Ya ampun. Aku masih nggak nyan