Tidak tahu berapa lama mereka b******u, Milea terengah tiada henti dan terpaksa menggigit bibir untuk menahan erangan. Tubuh menggeliat, bibir terpaut, disertai desahan penuh damba. Otak Milea buram karena nafsu yang menyebar sempurna dari setiap kulit yang disentuh oleh Leonard. Mereka dipisahkan oleh dinding dan selembar pintu dari pegawai di luar. Setiap saat bisa saja ada orang datang memergoki tapi sepertinya Leonard tidak peduli, seakan ingin menguji Milea. “Kenapa menahan desahan? Takut kepergok?” tanya Leonard perlahan. Mengangkat rok Milea dan mengusap s**********n yang tertutup celana dalam. “Jangan bilang kamu malu, karena malam itu kamu yang merayuku tanpa malu-malu.” Milea menggeleng, berusaha menyingkirkan bayangan dirinya yang menggila di hadapan Leonard. Tidak ingin lagi