Maxime menghampiri sang mama, dengan perlahan membantunya melepaskan pelukan pada Clarissa yang tertegun. “Mama bikin Clarissa kaget.” “Oh, iya, kah? Maaf, ya, Clarissa. Mama terlalu senang sampai-sampai lupa kalau kamu lagi kerja.” Setelah pelukan terlepas, Clarissa mengangguk sambil tersenyum lebar pada perempuan berambut cokelat dengan tubuh agak gemuk. “Apa kabar, Nyonya. Senang melihat Anda sehat” “Aduh, jangan panggil aku nyonya tapi mama saja. Namaku Alini dan kamu bisa panggil aku Mama Alini.” Clarissa mengedip bingung, baru kali ini bertemu orang yang ingin dipanggil mama. “Bukannya kurang sopan?” “Nggak, Sayang. Sudah seharusnya kalau kamu manggil aku mama. Gimanapun kamu pernah menyelamatkanku, Clarissa.” Semua orang yang ada di studio termasuk sutradara dan kru terdiam