Bab 100. Lamaran di Rumah Sakit

1085 Kata

Setelah pertemuannya dengan Rafa yang terakhir, Paramita masih menyimpan amarah pada pria itu. Tanpa dia sadari, apa yang telah Rafa ucapkan sudah mengacaukan jadwal harian yang telah disusun dengan baik oleh Paramita. Dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk melamun memikirkan ucapan Rafa dan yang paling parah, Paramita sering telat makan bahkan sampai lupa makan. “Aku masih enggak nyangka Mas Rafa bisa semesum itu.” Paramita bicara sendiri di ruang kerjanya. Hari itu belum ada satu desain pun yang dia selesaikan karena idenya sudah lenyap. Dia terlalu sibuk memikirkan Rafa. Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunan Paramita. Pramudya masuk ke ruangannya. Pria itu duduk di sofa memandang ke arah adiknya. “Dek, desain rumah pesenan Pak Wahyu sudah selesai belum? Kamu janji hari ini s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN