“Sampai kapan kau akan bergelung di dalam selimut, Giselle?” Brina sudah berkacak pinggang di ambang pintu kamar Giselle. Ini sudah ketiga kalinya ia membangungkan gadis yang semalam pulang agak terlambat. membuat ia tak bisa memejam tenang serta menikmati malam tanpa pemikiran; Giselle dalam bahaya. Tapi tidak. Gadis itu pulang dengan banyak senyum dan keceriaan. Berceloteh sana sini mengenai kegiatan yang akan mereka kerjakan selama di Great Asia. Termasuk perjamuan di mana Giselle diminta untuk bertemu Perdana Menteri negara tetangga yang akan menghadiri perjamuan tersebut. Meski agak mengherankan tapi melihat Giselle seperti menemukan semangat baru, Brina tak memasang rasa curiga apa pun. Sayangnya, Brina salah. keceriaan itu lenyap bersama dengan tubuh Giselle yang makin masuk ke da

