34 – Bima: Yang Tiba-tiba Keluar Jalur

1900 Kata

“Siapa, Mbok?” Wajah Mbok Latri terlihat tegang saat menoleh. Beliau ingin bicara, tapi entah karena alasan apa, beliau justru menggeleng dan mundur. “Maaf, Mas. Mbok tadi ndak bermaksud lancang. Mbok cuma ... permisi.” Beliau berlalu pergi. Awalnya saya bingung dengan gerak-gerik yang beliau tunjukkan, tapi secepat itu juga saya beralih saat mendengar nama saya disebut. Ternyata dia ... Alin. Bertamu sepagian ini, dengan pakaian seperti biasa. Glamor dan menampilkan bagian-bagian tertentu. “Mau apa?” Nada yang saya lontarkan sangat datar. Jika ditanya apakah masih ada perasaan? Mustahil kalau saya bilang tidak. Alin tetap punya tempatnya tersendiri, meskipun tidak spesial lagi. “Sebanyak apa pun meminta kesempatan, aku tetap tidak bisa memberi. Bagiku, cukup sekali terjebak dalam kebod

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN