Sebelum ke kantor, saya memutuskan nekat pergi ke tempat Asha. Bukan ingin menemuinya terang-terangan, tapi ingin ... memulai dengan pelan-pelan. Saya tahu bagian mendekati Asha tidak mudah, maka dari itu saya bergerak teratur dan tidak tergesa-gesa. Dalam perjalanan, saya melihat-lihat sekitar. Berharap ada toko bunga yang buka sepagi ini, tapi sepertinya mustahil. Saya tidak ingin datang dengan tangan kosong. Setidaknya harus ada satu atau dua tangkai bunga yang dibawa, sebagai sapaan dan tanda damai pertama. Meskipun saya meletakkannya nanti sebagai orang tanpa nama, tapi saya harap Asha mau menyentuh bahkan kalau tidak berlebihan, mau menerima. Saya refleks menginjak rem saat melihat toko tanaman hias. Ide untuk memberi bunga langsung pupus, berganti dengan sesuatu yang berbeda. Berg