“Jadi ... Sabtu besok ... lo bakal ke kampung. Nginap satu malam ... setelah seminar proposal ... balik lagi?” Mbak Yola bicara terbata-bata, dia sedang makan ditambah kepedasan karena ayam geprek buatan kami bersama. “Sama siapa-siapa aja ... lo di sana? Kalau anak sini mau ikut ... kira-kira ... boleh nggak?” “Iya, Mbak,” jawabku, kemudian mengambil air dingin untuk diminum. Setelahnya, aku meletakkan gelas kembali ke tempat asal. “Nanti saya pergi sama mama. Oma tidak bisa ikut, karena ada check up rutin. Papa yang menemani oma.” Sengaja kusisihkan bagian yang terkena cabai berlebih, karena untuk sekarang tidak mau ambil resiko besoknya sakit perut. “Siapa yang mau ikut?” “Noh, dia ...” tunjuk Mbak Yola dengan dagu, membuatku menoleh. Senyuman Mas Praha yang pertama kulihat. Dia juga