"Oh, jadi ini yang kalian lakukan di belakangku? Pantas saja kalian sudah saling kenal dan tampak akrab," ucap Berlian yang tiba-tiba sudah berdiri di sisi meja sembari melipat tangan di depan d**a. Alina dan Revan kompak mendongak. Berlian melotot melihat tidak suka pada kakak iparnya. "Kamu ya, Alina! Apa belum cukup kakakku saja yang kau dekati dan kuras hartanya. Sekarang calon suamiku kau embat juga, hah! Dasar wanita tidak tahu malu!" Suara Berlian cukup lantang hingga berhasil menarik perhatian para pengunjung coffe shop. Revan panik dan merasa tidak enak hati. Gegas berdiri mendekati sang calon istri. "Berlian, kamu ini bicara apa? Ayo duduk!" Berlian menepis tangan Revan yang berusaha menariknya agar duduk karena tidak ingin jadi bahan gunjingan orang-orang di sekitar mereka.