Minggu pagi. Sebenarnya, Alina tidak pernah mengenal hari libur karena meski pun di hari minggu butiknya tetap saja buka. Namun, karena dia sekarang tidak lagi sendirian dan ada Yudha, tidak mungkin minggu seperti ini dia tetap kerja. Malah akan menimbul kecurigaan saja. Dia pun memilih menyibukkan diri di dapur memasak sarapan untuk suaminya. Mendadak dikejutkan dengan dua lengan kekar yang mengurung tubuhnya. "Mas!" protes Alina ketika Yudha malah menjatuhkan satu kecupan di ceruk lehernya. Semenjak malam itu, Yudha makin lengket saja padanya. Alina senang-senang saja karena hubungannya dengan sang suami tidak secanggung saat awal mereka menikah dulu. "Sanaan dikit, Mas." Alina mendorong kepala Yudha karena suaminya itu tidak mengindahkan peringatannya. "Masak apa?" "Soto." Yudh