Ahsan mengemudikan mobilnya dengan kalut. Panggilan dari sang mamah, berhasil memecah konsentrasinya. Belum selesai masalahnya dengan Shanum, kini entah mengapa ia memiliki firasat bahwa akan ada masalah lain yang menunggu di rumah orang tuanya nanti. Dan, benar saja. Sesampainya di depan gerbang rumah orang tuanya, ia melihat mobil Fairuz terparkir di halaman orang tuanya. Dengan mendesah lelah, ia terpaksa melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumahnya. "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam warohmatullah." Semua yang ada di dalam rumah itu, serentak menjawab salam Ahsan sambil menoleh ke arahnya. Ahsan bisa melihat, hanya Fairuz yang masih tetap tertunduk tanpa mau mengangkat wajahnya. Ahsan mengalihkan tatapannya ke arah kedua orang tuanya. Bisa ia lihat, mata sang mamah memerah den