“Pa….” Keenan merasa de javu sekarang ini, berhadapan dengan Irman yang selalu menunjukkan ketenangan, seolah dia berada di masa lalu ketika menjadi seorang menantu, sehingga tanpa sadar dia memanggil Irman dengan sebutan “Papa”. Mendengar Keenan menyapanya begitu dekat, wajah Irman sedikit berubah. Apalagi mendengar pengakuan Keenan, meskipun dia belum sepenuhnya percaya. Hikam memperhatikan gelagat papanya yang mulai luluh di depan Keenan, dan dia memahaminya. Keenan adalah “putra mahkota” kesayangan Rubiantara Group, yang membawa Rubiantara menuju kesuksesan. Ada sedikit persaingan antara Hikam dan Keenan beberapa tahun silam, Hikam yang melihat papanya selalu mengandalkan dan mengutamakan Keenan, merasa harus tersingkir, dan dia memilih menjauh dan memimpin perusahaan batu bara di