Bab 78. Pengakuan Keenan

1025 Kata

Keenan melajukan mobilnya sangat kencang lewat jam dua belas malam itu, tidak peduli lampu merah atau peringatan rambu-rambu, pikirannya tertuju ke Winda. Masih jelas di benaknya tubuh Winda yang dia setubuhi dengan penuh perasaan cinta kira-kira enam bulan lalu. Tubuh seksi Winda yang meliuk-liuk di atas tubuhnya hingga berkeringat letih. Suara desah Winda yang menyebut namanya berkali-kali juga terngiang-ngiang di telinganya. Keenan merasa dirinya harus mengejar cintanya, tak peduli akan permintaan Winda yang tidak menginginkannya lagi. Keenan tidak mau memikirkan Dinar, atau pernikahannya yang tidak lama lagi. Dia juga tidak mau memikirkan mamanya yang masih terbaring lemah dan tidak sekuat dulu lagi. Keenan merasa harus memperjuangkan kebahagiaannya, meski pada akhirnya dia harus mat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN