Diaz masih tidak menyangka yang berada dalam dekapannya sekarang adalah Aura. Saking seringnya bermimpi, hingga kesulitan membedakan mana nyata dan mana tidak nyata. Namun, satu hal yang pasti, dia bisa memandang dan menyentuh Aura sebanyak yang dia mau. Sampai pada akhirnya Diaz benar-benar yakin kalau yang terlelap di hadapannya memang Aura. Tuhan berbaik hati menyudahi siksaan Diaz, padahal selama ini dia bersikap buruk dan tak ada bedanya dengan bajingann di luaran sana. Sering memanfaatkan ketidaktahuan Aura untuk kepentingan diri sendiri. Menikmati ketidakberdayaannya dan selalu bertindak semena-mena. Sekarang Diaz serakahh ingin memiliki Aura, Tuhan pun turut memberinya peluang dengan cara membuat mereka berbaikan. Jadi ... kurang beruntung apalagi manusia yang bernama Diaz? Setel