Agastya mengaduh kesakitan saat telinganya dijewer Seanna, padahal lagi seru-serunya mabar sama beberapa teman kelas mereka. “Sea, lo mendadak jadi suka main tangan, ya? Kalo serumah bareng bisa jadi gue babak belur tiap hari,” ujar Agastya sambil mengusap pelan agar rasa panasnya berkurang. Jeweran Seanna kencang sekali, terlalu mengerahkan banyak tenaga. “Semua gara-gara lo! Om Hendri jadi nggak ngizinin jalan-jalan selama beberapa hari. Dia juga ngira kita lagi PDKT, padahal ih amit-amit!” “Lha, sadis amat? Padahal diantar pulang sebelum tengah malam. Wajar kali kalo mau nongkrong, namanya juga anak muda. Toh nggak ada yang bawa pengaruh buruk buat lo. Paling juga nanti ketularan jadi maniak game.” Seanna berdecak keras, bertolak pinggang dengan dagu terangkat. Aksinya menuai banyak