Side Story: Leoni – Djenaka 16

2004 Kata

Leoni kesal bukan main, pagi hari bersama Djenaka diwarnai morning sickness seperti biasa. Hanya saja jangan harap ada adegan di mana si pria membantu memijit tengkuk atau menyibak rambut wanitanya saat muntah-muntah, karena ketika akan bertindak demikian, Djenaka keburu ikutan mual setelah menyusul ke kamar mandi. Ekspektasi Leoni terlalu tinggi, dia jadi merasa dongkol di antara kegiatan berkumur-kumur. “Jangan sok, deh!” omel Leoni usai menyeka mulut dengan tisu. “Mending masih tiduran di ranjang daripada bergerak seperti pahlawan, tapi gagal.” “Maaf, Mbak.” Djenaka mengusap tengkuk, merasa bersalah sekaligus salah tingkah. Jujur saja dia menganggap reaksi tadi adalah hal yang wajar, mengingat muntah diibaratkan sama seperti penyakit menular. Yang tidak wajar justru terletak pada pria

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN