Side Story: Hendrian – Seanna 17

2015 Kata

Seanna memeluk Tante Lyra seakan ingin bergelantungan di tubuh beliau. Sedari di pintu kedatangan sampai ke dalam mobil, yang Seanna lakukan hanya menempel dan menempel. Tidak ada kalimat terucap, semua tindak-tanduknya sudah lebih dari sekadar menjelaskan. Baik Hendrian maupun Tante Lyra pun paham, kerinduan Seanna tumpah-ruah hingga tidak bisa lagi digambarkan lewat kata-kata. “Maaf ya, Mas, jadi dicuekin. Nanti kalo udah puas, Sea-nya pasti balik kayak biasa lagi,” kata Tante Lyra dengan senyum lembut, tangan kanannya memberi usapan ringan di belakang kepala sang keponakan. “Tidak apa-apa, saya mengerti. Justru saya yang harus minta maaf karena baru bisa sekarang membawa Seanna mengunjungi Tante, itu pun tidak bisa lama.” “Jangan minta maaf, kamu nggak punya salah, Mas. Malah Tante b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN