“Aku udah jelasin ke anak – anak. Soal apa yang terjadi dengan kita di gudang.” “Kapan gue hamilin lo?” tanya Gio dengan mulut penuh, sedang lahap mengunyah makanan. “Hah?” Yola jadi bingung. “Kapan elo bunting? Kapan elo melahirkan? Kenapa kita tiba – tiba udah memiliki anak-anak?” Napas Yola yang sempat tersekat langsung lega. “Ooo, kirain apa. Anak - anak kamu tuh, bukan anak anakku. Kan bosnya kamu.” “Kalau gitu diperjelas dong, anak buah. Jangan cuma anak – anak. Jadi ambigu tahu.” Yola mengangguk saja, mengalah. “Emang bener ya, otak kita baru bisa jalan kalau perut kenyang,” lanjut Gio sambil mengelus perutnya. “Udah jalan ke mana aja otak kamu memangnya?” Gio memungut ponselnya sambil berkata, “Ada satu orang yang pasti tahu di mana Clay sembunyi. Dan begonya gue belum sem

