Alana memapah Xavier menuju mobilnya. Meninggalkan Arion yang terus menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Selama di perjalanan, Alana hanya diam seraya menatap jalanan. “Maaf, gara-gara aku. Kamu sama Arion jadi berantem, ” ujar Xavier dengan penuh penyesalan, namun berbanding terbalik dengan hatinya, dia sangat senang melihat Alana lebih membelanya dibandingkan dengan b*****h sialan itu. Alana tidak menanggapi ucapan Xavier. Dia hanya mengangguk pelan seraya memejamkan matanya. Menyadari itu Xavier tiba-tiba mengaduh kesakitan. "Arggg!” Mendengar itu Alana sontak tersadar dan langsung menatap Xavier dengan pandangan khawatirnya. “Om kenapa? Apa yang sakit Om?” tanya Alana seraya mengusap-usap luka yang ada di kedua pipi Xavier dengan lembut. Xavier menyentuh tan